Kelarutan
Kelarutan diartikan sebagai konsentrasi bahan terlarut dalam suatu larutan
jenuh pada suatu suhu tertentu. Larutan sebagai campuran homogen bahan yang
berlainan. Untuk dibedakan antara larutan dari gas, cairan dan bahan padat
dalam cairan. Disamping itu terdapat larutan dalam keadaan padat (misalnya
gelas, pembentukan kristal campuran). (1 : 589)Kelarutan
didefenisikan dalam besaran kuantitatif sebagai konsentrasi zat terlarut dalam
larutan jenuh pada temperatur tertentu, dan secara kualitatif didefenisikan
sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat untuk membentuk dispersi
molekuler homogen. Larutan dinyatakan dalam mili liter pelarut yang dapat
melarutkan satu gram zat. Misalnya 1 gram asam salisilat akan larut dalam 500 ml air. Kelarutan dapat pula
dinyatakan dalam satuan molalitas, molaritas dan persen (2; 16).Dalam istilah farmasi, larutan didefinisikan sebagai sediaan “cair yang
mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan
dalam air, yang karena bahan-bahannya, cara peracikan atau penggunaanya, tidak
dimasukkan kedalam golongan produk
lainnya”. (3 : 304) Pelepasan zat
dari bentuk sediannya sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat kimia dan fisika zat
tersebut serta formulasinya. Pada prinsipnya obat baru dapat diabsorbsi setelah
zat aktifnya terlarut dalam cairan usus, sehingga salah satu usaha untuk
mempertinggi efek farmakologi dari sediaan adalah dengan menaikkan kelarutan
zat aktifnya (2; 16).Kelarutan suatu bahan dalam suatu pelarut tertentu menunjukkan konsentrasi
maksimum larutan yang dapat dibuat dari bahan dan pelarut tersebut. Bila suatu
pelarut pada suhu tertentu melarutkan semua zat terlarut sampai batas daya
melarutkannya, larutan ini disebut larutan jenuh. (3 : 306)
Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu zat adalah: (2 :16)1.
pH
2.
Temperatur
3.
Jenis
pelarut
4.
Bentuk
dan ukuran partikel
5.
Konstanta
dielektrik pelarut
6.
Adanya
zat-zat lain, misalnya surfaktan pembentuk kompleks ion sejenis dan
lain-lain.Kelarutan obat
sebagian besar disebabkan oleh polaritas pelarut yaitu oleh momen dipolnya.
Pelarut polar melarutkan zat terlarut ionic dan zat polar lainnya. Sesuai
dengan itu, air bercampur dengan alcohol dalam segala perbandingan dengan
melarutkan gula dan senyawa polihidroksi lain. (1: 561) II.2 Uraian Bahan
- Asam
benzoat (4 : 49)
- Asam
borat (4 : 49)
No
|
Sampel
|
Suhu
(0C)
|
B. sampel (g)
|
B. Residu (g)
|
1
|
Asam Borat
(50ml)
|
25
|
2,0
|
1,5
|
45
|
2,0
|
1,1
|
60
|
2,0
|
1,9
|
2
|
Asam Benzoat
(150ml)
|
25
|
0,5
|
0,2
|
45
|
0,5
|
0,1
|
60
|
0,5
|
0,4
|
Nama
resmi : Acidum
benzoicumNama lain : Asam benzoatRumus
molekul : C7H6O2
/ 122Pemerian : Hablur halus dan ringan, tidak berwarna, tidak berbau.Kelarutan : Larut dalam
lebih kurang 350 bagian air, dalam lebih kurang 3 bagian etanol (95%) P, dalam
8 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian
eter. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baikKhasiat : Antiseptikum ekstern, antijamurKegunaan : Sebagai sampelNama resmi : Acidum boricumNama lain : Asam boratRM / BM : H3BO3 / 61,83Pemerian : Hablur, serbuk hablur putih atau sisik
mengkilap, tidak berwarna, kasar,
tidak berbau, rasa agak asam dan
pahit kemudian manis.Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air , dalam 3
bagian air mendidih , dalam 16 bagian etanol
(95 %) P dan dalam 5 bagian
gliserol P.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
baikKhasiat : Antiseptikum
eksternKegunaan : Sebagai sampel3. Air suling (4 : 96)Nama resmi :
Aqua destilataNama lain
: Air sulingRM / BM
: H2O / 18,02Pemerian :
Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapatKegunaan : Sebagai pelarutBAB IIIMETODE
KERJA III.1 Alat Dan
BahanIII.1.1 Alat-alat yang digunakan : Alat-alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah Baskom, Gelas ukur 100 ml dan 50 ml, Batang pengaduk,
Oven, Botol semprot, Pipet tetes, Cawan porselin, Sendok tanduk, Corong kaca,
Termometer, Erlenmeyer, Timbangan analitik dan Gelas kimia 100 ml III.1.2
Bahan-bahan yang digunakan : Bahan-bahan yang digunakan dalam
percobaan ini adalah Asam benzoat, Asam borat, Aquadest, Kertas saring, Kertas
timbang, Lap kasar, Tissue III.2
Cara Kerja1.
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.
Ditimbang kertas saring kosong sebanyak 6 lembar pada timbangan
analitik.
3.
Asam benzoat ditimbang sebanyak 0,5 gram sebanyak 3 kali.
4.
Asam benzoat yang telah ditimbang, dimasukkan ke dalam
gelas kimia 250 ml lalu ditambahkan air suling sebanyak 150 ml.
5.
Kemudian
diaduk selama 30 detik, pada suhu kamar.
6.
Pada
suhu 45o C, dipanaskan diatas penangas sampai mencapai suhu 45o
C, setelah itu diturunkan, kemudian diaduk selama 5 menit (pada suhu 60o
C perlakuannya sama dengan suhu 45o C).
7.
Kemudian disaring dengan menggunankan kertas saring
(sesuai dengan suhunya masing-masing).
8.
Setelah disaring, dilipat dan diletakkan diatas cawan
porselin yang telah diberi etiket,lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 100o C selama
30 menit.
9.
Setelah kering asam benzoat tersebut ditimbang.
10.
Dihitung
kelarutan asam benzoat.
11.
Diulangi
percobaan diatas dimana sampelnya diganti dengan asam borat sebanyak 2 gr
dilarutkan dalam air sebanyak 50 ml.
BAB IVHASIL PENGAMATANIV.1
Data Pengamatan Perhitungan
:A.
Gram zat terlarut
X
= Berat sampel – berat residua) Asam Benzoat
- Suhu 25
oC : X = 0,5
- 0,2 =
0,3 gram- Suhu 45oC :
X = 0,5 – 0,1
= 0,4 gram- Suhu 60oC : X
= 0,5 – 0,4 = 0,1
gram b) Asam Borat- Suhu 25
oC : X = 2 –
1,5 =
0,5 gram- Suhu 45oC
: X
= 2 – 1,1 = 0,9
gram- Suhu 60oC : X
= 2 – 1,9 = 0,1
gram B.
Kelarutan
X =
Asam Benzoat*
Suhu 25 oC : X = 0,3 g = 2,00 x 10-3
g/ml 150ml*
Suhu 45o C : X = 0,4
g = 2,667
x 10-3 g/ml 150ml* Suhu 60o C : X = 0,1 g = 6,667 x 10-4
g/ml 150ml Asam Borat*
Suhu 25 oC : X = 0,5
g = 1,00
x 10-2 g/ml 50ml* Suhu 45o C : X = 0,9g = 1,80 x 10-2g/ml 50ml
* Suhu 60o C : X = 0,1g = 2,00
x 10-3g/ml 50ml BAB VPEMBAHASAN Kelarutan dalam
besaran kuantitatif didefinisikan sebagai konsentrasi zat terlarut dalam
larutan jenuh pada temperatur tertentu, sedangkan secara kualitatif
didefinisikan sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat untuk membentuk
dispersi molekuler homogen. Menurut U.S. Pharmacopeia dan National Formulary
definisi kelarutan obat adalah jumlah ml pelarut di mana akan larut 1 gram zat
terlarut.Faktor-faktor
yang mempengaruhi kelarutan adalah pH, temperatur, jenis pelarut, bentuk dan
ukuran partikel, konstanta dielekrik pelarut, dan surfaktan, serta efek garam.
Semakin tinggi temperature maka akan mempercepat kelarutan zat, semakin kecil
ukuran partikel zat maka akan mempercepat kelarutan zat, dan dengan adanya
garam akan mengurangi kelarutan zat.Pada percobaan ini akan ditentukan
kelarutan asam benzoat dan asam borat dalam pelarut aquades pada suhu kamar, 45°C, 60°C. Di mana asam borat
ditimbang 2 g sebanyak 3 kali yang dilarutkan dalam 50 ml aquades dan asam
benzoat ditimbang 0,5 g sebanyak 3 kali pula kemudian dilarutkan dalam 150 ml
aquades. Pada suhu kamar asam borat dan asam benzoat langsung dilarutkan, pada
suhu 45°C masing-masing sampel dimasukkan ke
dalam erlenmeyer kemudian dilarutkan dengan aquades, kemudian dipanaskan hingga
suhu tersebut, begitu pula pada suhu 60o. Setelah itu kemudian
diaduk selama 5 menit. Kemudian sampel disaring dengan corong dan kertas
saring, lalu dikeringkan dalam oven selama 30 menit pada suhu 100°C, kemudian didinginkan
selama 3 menit lalu ditimbang residu zat tidak terlarut.
Dalam percobaan ini alasan zat
dilarutkan yaitu untuk melihat tingkat kelarutan asam borat dan asam benzoat
dalam pelarut aquades sehingga dapat diketahui kelarutannya. Kelarutan sampel
dapat ditingkatkan dengan mengaduk-aduk larutan tersebut. Setelah itu, pada
proses penyaringan bertujuan untuk menyaring zat yang tidak terlarut dalam
pelarut yang digunakan. Sedangkan pengeringan dilakukan agar zat yang diperoleh
lebih murni, bukan berat dari pelarut yang melekat pada kertas saringnya.Berdasarkan kelarutannya, asam borat
merupakan senyawa yang larut dalam 20 bagian air sedangkan asam benzoat larut
dalam 350 bagian air. Sehingga dapat diketahui bahwa asam borat lebih mudah
larut dalam air dibandingkan dengan asam benzoat. Hal inilah yang mendasari
bahwa pada percobaan ini meskipun asam borat yang digunakan adalah 2 gram dengan
pelarut 50 ml mudah larut, jika dibandingkan dengan asam benzoat 0,5 gram
dengan pelarut yang lebih banyak dari asam benzoat yaitu 150 ml. Dari hasil percobaan yang dilakukan, maka diperoleh data
untuk kelarutan asam borat pada suhu kamar adalah 1,00 x 10-2
g/ml, pada
suhu 45°C adalah 1,80 x 10-2g/ml, dan pada suhu 60°C adalah 2,00
x 10-3g/ml.
Sedangkan kelarutan asam benzoat pada suhu kamar 2,00 x 10-3 g/ml,
pada suhu 45°C 2,667 x 10-3 g/ml, dan
pada suhu 60°C adalah 6,667 x 10-4 g/ml.
Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi suhu pelarutnya maka semakin tinggi pula kelarutan asam
borat dan asam benzoate dalam pelarut
air. Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin tinggi temperature maka
kelarutan suatu zat semakin besar. VI.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil percobaan yang
diperoleah maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Kelarutan
dari sampel:
a. Asam borat Pada suhu kamar = 1,00 x 10-2 g/ml Pada suhu 45°C = 1,80 x 10-2g/ml
Pada suhu 60°C = 2,00 x 10-3g/mlb. Asam benzoat Pada suhu kamar = 2,00 x 10-3 g/ml
Pada suhu 45°C = 2,667 x 10-3 g/ml
Pada suhu 60°C = 6,667 x 10-4 g/ml2.
Asam
borat lebih besar kelarutannya daripada asam benzoat.
3.
Semakin
tinggi temperatur maka semakin tinggi kelarutan suatu zat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar